22-31 Juli 2019, Kegiatan bakti sosial ini bertujuan menumbuhkan jiwa sosial, dan rasa kepedulian terhadap sesama dikalangan mahasiswa. Kami berharap sedikit rezeki berupa donasi sembako dan alat tulis ini dapat bermanfaat bagi adik-adik di panti asuhan,” ujarnya.
melakukan kegiatan tersebut, karena tidak semua orang ingin dan mau untuk melakukan kegiatan bakti sosial dengan berbagai alasan apapun. Untuk menumbuhkan rasa itu terhadap seseorang tidaklah mudah, dibutuhkan suatu kemauan dasar dari diri sendiri dan adanya faktor pendukung dari lingkungan untuk menariknya agar dapat bergabung dalam kegiatan ini.
Proses pembuatan lubang sampah ini dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat. Setelah selesai, maka tahap selanjutnya adalah memberikan penyuluhan kepada warga agar membuang sampah pada tempat yang telah dibuat bersama tersebut. Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penempatan dan pembuangan sampah yang aman. Juga, untuk menghindari masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di aliran sungai. Dan, untuk mencegah terjadinya peyebaran penyakit yang ditimbulkan akibat sampah. Sekaligus, mencegah terjadinya banjir.
Selain kebersihan, kebutuhan akan air bersih juga sangat diperlukan. Soalnya, air merupakan sumber kehidupan bagi semua mahluk hidup. Ketersedian air juga dapat mempengaruhi pola hidup dan kualitas hidup masyarakat. Segala aktivitas manusia erat kaitannya dengan penggunaan air, seperti: mencuci, memasak, mandi, bahkan untuk beribadah dengan air sebagai sarana untuk mensucikan diri.
Pengembangan kegiatan anak di luar sekolah dan rumah juga dilakukan. Soalnya, anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Karena itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Sangat disayangkan bahwa dalam praktik pendidikan dan rumah sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan masyarakat pada umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangananya.Di dalam keluarga, orang tua kerapkali memaksakan kehendaknya kepada anak.
Di sekolah, guru sering memberikan tekanan (preasure) yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Hal itu terjadi pula di berbagai sarana informasi masyarakat, baik yang cetak maupun elektronik. Maka pengembangan kegiatan anak di luar sekolah dan rumah diperlukan untuk meminimalisir tekanan-tekanan yang terjadi tersebut. Diperlukan suatu refleksi baik berupa permainan atau pembukaan wawasan, serta pemahaman tingkah laku anak.